Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan Antologi puisi ini
dengan baik. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan Kepada Nabi Muhammad SAW.
Enam puluh enam puisi yang ditulis oleh siswa-siswi
SMK NEGERI 10 MAKASSAR di dalam analogi
puisi “ CAHAYA DALAM KEGELAPAN “ sebagai wujud apresiasi siswa terhadap karya sastra puisi.
Dalam menulis puisi, imajinasi banyak melibatkan
proses kreatif sebuah puisi. Selain berbekal pengetahuan dan pengalaman juga
penulis dituntut untuk lebih peka terhadap satu kata sekalipun.
Mungkin saja dalam puisi memiliki kata yang sama tapi
memiliki makna yang berbeda dari seorang penyair sehingga persoalan ini sepertinya banyak pembaca yang
kesulitan memaknai makna dari puisi.
Puisi adalah bahasa kalbu, curahan hati, telah tercurah mengiringi
goresan pena menulis bait demi bait di dalamnya. Kami mempersembahkan sebuah
karya antalogi puisi
yang jauh kata indah dan sempurnah bagi pembaca yang budiman.
Analogi puisi ini, memberikan pembelajaran mengenai
arti sebuah persahabatan, arti sebuah keluarga, arti seorang guru dalam
kehidupan siswa yang mengajar dari hati bukan dari buku dan arti sebuah negara
bagi generasi bangsa, serta pentingnya pendidikan bagi penerus bangsa.
Semua kisah itu terangkai menjadi sebuah buku
kolaborasi siswa-siswi SMK NEGERI 10 MAKASSAR, dalam antalogi “ CAYAHA DALAM KEGELAPAN “.
Kami
tim Bahasa Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala UPT, SMK
NEGERI 10 Makassar, Bapak Andi Umar Patta, S.Pd,. M.Si, yang mendorong kami
untuk mengumpulkan puisi siswa-siswi da;lam bentuk antalogi. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kami yang telah membantu dalam
pembuatan puisi, Bapak Andika Asis, S.Pd dan yang telah ikut andil dalam
pengetikan puisi dan pak Adil Akbar, S.Pd,. M.Pd. yang membantu dalam pembuatan
sampul buku serta ananda kami siswa-siswi SMK NEGERI 10 Makassar untuk
merampungkan puisinya sehingga berbentuk buku, puisi, antolongi.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahuluh
meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi analogi ini ada kekurangan
dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat dan menyinggung perasaan pembaca.
Kami harap kritik, saran dan
masukan yang membangun agar kami bisa terus memperbaiki karya kami berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar